Oase Iman – Oleh: Adham Syarqawi
ALIMANNEWS.COM – Aku tahu ini hari-hari yang sulit, kawan! Namun, bila masalah semakin berat, berarti waktu penyelesaiannya telah tiba.
Saat-saat tergelap di malam hari adalah saat-saat yang mendahului kemunculan waktu fajar! Dan ketika kesedihan memuncak, maka itu pertanda kesedihan itu akan segera lenyap!
Aku tidak memberimu harapan palsu. Allah telah menetapkan, “Aku dan para utusan-Ku pasti menang!”
Ini adalah janji yang tidak dapat ditolak. Jangan tertipu oleh kebatilan yang meningkat. Tidak ada sesuatu yang naik tinggi kecuali pasti jatuh. Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang!
Aku tidak menjual ilusi kepadamu di pasar kata-kata. Sebaliknya, manhaj dan langkah para nabi adalah menyebarkan keyakinan di antara orang-orang di saat-saat ketakutan!
Tidakkah kamu melihat Nabi Yusuf as berkata kepada saudaranya: “Jangan putus asa!”
Nabi Syu’aib as berkata kepada Nabi Musa as: “Jangan takut!”
Ketika kaum musyrikin mengepung gua, Nabi Muhammad saw bersabda kepada Abu Bakar ra : “Jangan bersedih!”
Seandainya kamu kembali ke zaman Madinah pada saat pasukan koalisi mengepung kaum Muslimin seperti gelang di pergelangan tangan, kamu pasti melihat Nabi Muhammad saw memegang kampaknya, memukul batu, dan menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya bahwa Persia dan kekayaan Kisra akan dikuasai kaum muslimin.. Kemudia semua itu telah menjadi kenyataan!
Kawan!
Bila orang-orang yang mengenal Allah saling bertemu, mereka berkata satu sama lain: “Duduklah bersama kami, mari kita beriman sejenak!”
Inilah yang dikatakan Abdullah bin Rawahah ra kepada Abu Darda’ ra ketika bertemu dengannya, dan inilah yang dikatakan Mu’adz ra kepada sahabatnya!
“Kemarilah, duduklah bersama kami, mari kita beriman sejenak!”
Mengapa berputus asa, kawan! Padahal kita telah dijanjikan salah satu dari dua kebaikan: Kemenangan atau mati syahid?!
Orang yang meninggal berarti telah menemukan ketenangan dan telah menunaikan kewajibannya. Orang yang masih hidup, inilah jalan menuju tujuan yang telah ditentukan.
Hari Kiamat tidak akan tiba hingga kita memerangi dan membunuh mereka!
Cukuplah kemuliaan bagimu bila kamu tetap berada di jalan perjuangan ini, dan janganlah kamu tertipu oleh bersatunya para pembela kebatilan di atas kebatilan mereka. Mereka telah bersatu sebelumnya dengan cara seperti ini. Mereka mengira bahwa benteng-benteng mereka mampu melindungi mereka dari hukuman Allah!
Negeri ini (Palestina) sedang mempersiapkan perkara besar dan tidak lama lagi akan terwujudkan. Apakah kamu pikir semua darah ini akan sia-sia di di sisi Allah?!
Demi Allah, jika sebuah keluarga menyerang domba-domba mereka dan menumpahkan darah 100.000 dari domba-domba itu lalu membuangnya karena kesombongan dan kecongkakan, pasti Allah akan menghukum mereka. Terlebih lagi bila darah yang tertumpah itu adalah darah para pemiliknya yang bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Nabi-Nya?!
Tidak ada yang lebih adil dari Allah, kawan! Tidak ada seorang pun!
Berikanlah hatimu dan mari kita saling mengingatkan sebentar. Duduklah dan mari kita beriman sejenak!
Demi Tuhanmu, katakanlah kepadaku, kapankah Allah SWT menghancurkan kebatilan ketika kebatilan dalam keadaan lemah?
Kamu tidak akan menemukan satu contoh pun, jadi janganlah kamu merasa lelah!
Allah SWT tidak menghancurkan kebatilan dengan siksa dari Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa kecuali ketika kebatilan itu berada di puncak kekuasaan dan kesombongannya!
Ketika menghancurkan Firaun, Allah tidak menghancurkannya dengan mengubah keseimbangan berbagai kekuatan. Sebaliknya, Allah menghancurkannya ketika ia berkata, “Akulah Tuhanmu yang tertinggi!” Allah menghancurkannya ketika ia berada di puncak kekuasaannya, ketika memimpin pasukannya yang bersenjata lengkap!
Ketika menghancurkan kaum Luth, Allah tidak menghancurkan mereka ketika mereka lemah, melainkan pada saat mereka berada di puncak kekuasaan dan kejahatan mereka. Setelah mereka datang ke rumah Luth, ingin membawa tamu-tamunya!
Ketika menghancurkan Abu Jahal, Allah tidak menghancurkannya dengan mengubah keseimbangan berbagai kekuatan. Sebaliknya, Allah menghancurkannya ketika ia berada di puncak kezaliman, ingin mencapai mata air Badar, menyembelih unta, dan membiarkan para biduan wanitanya bernyanyi, agar orang-orang Arab mendengar kefasikannya!
Ketika menghancurkan Namrud, Allah tidak menghancurkannya di saat lemah. Sebaliknya, Allah menghancurkannya di puncak kesombongannya, dengan menyatakan kepada orang-orang, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan!”
Ketika menghancurkan kaum Aad, Allah tidak menghancurkan mereka dengan mengubah berbagai sebab atau membalik keseimbangan berbagai kekuatan. Sebaliknya, Allah menghancurkan mereka ketika mereka berkata, “Siapakah yang lebih hebat kekuatannya dari kami?”
Ketika menghancurkan kaum Tsamud, Allah menghancurkan mereka ketika mereka masih memotong batu-batu besar di lembah!
Ketika Allah menceraiberaikan pasukan sekutu di perang Ahzab, bumi terasa sempit bagi orang-orang beriman, meskipun sangat luas, dan hati mereka telah mencapai kerongkongan!
Ketika menghancurkan bangsa Romawi, Allah tidak menghancurkan mereka saat mereka lemah, melainkan Dia menghancurkan mereka di Yarmuk saat mereka lebih banyak jumlah dan persenjataannya!
Ketika menghancurkan bangsa Persia, Allah tidak menghancurkan mereka setelah Dia menghancurkan kekuatan mereka dari bawah kaki mereka, melainkan Dia menghancurkan mereka di perang al-Qadisiyyah, meskipun sebelumnya mereka memiliki pengaruh dan kekuasaan yang besar!
Kawan!
Demi Allah, jika kamu hidup dua tahun saja, dengan ijin Allah, kamu akan melihat seorang laki-laki di antara kita yang datang ke Masjid al-Aqsa hanya takut kepada Allah dan mengkhawatirkan serangan serigala terhadap kawanan dombanya. Sesungguhnya, hari esok sudah dekat bagi mereka yang melihatnya! (ars)
Oase Iman